
1. Thich
Quang Duc
Thich Quan Duc (1897-1963) merupakan seorang biksu Buddha Vietnam yang berani melakukan ritual “self-immolation” atau pengorbanan diri sendiri dengan cara membakar dirinya sendiri. Aksinya tersebut bukan hanya karena ketaatanya
tapi juga sebagai bentuk protes kepada pemerintah Vietnam dalam menuntut kesetaraan hak bagi para penganut ajaran Buddha di Vietnam. Berkat aksinya rezim Deim yang berkuasa kala itu dapat lengser dan akhirnya Deim dibunuh pada tanggal 2 November 1963.
Thich Quan Duc (1897-1963) merupakan seorang biksu Buddha Vietnam yang berani melakukan ritual “self-immolation” atau pengorbanan diri sendiri dengan cara membakar dirinya sendiri. Aksinya tersebut bukan hanya karena ketaatanya
tapi juga sebagai bentuk protes kepada pemerintah Vietnam dalam menuntut kesetaraan hak bagi para penganut ajaran Buddha di Vietnam. Berkat aksinya rezim Deim yang berkuasa kala itu dapat lengser dan akhirnya Deim dibunuh pada tanggal 2 November 1963.
Thich
Quan Duc melakukan ritual tersebut di persimpangan kota Siagon, Vietnam, Pada
tanggal 11 Juni 1963. Saat dibakar Thich Quan Duc tidak mengeluarkan suara
sedikit pun, ia hanya duduk tenang sampai kematiannya seakan-akan dia tidak
merasakan panas api yang membakarnya. Setelah aksi mengerikan ini berakhir
jasad biksu duc di kremasi, tapi anehnya jantung bisku Duc tetap utuh tidak
seperti anggota tubuh lainnya yang menjadi abu kemudian jantung biksu duc
dianggap suci dan disimpan di salah satu
kuil di Vietnam.
2. JanphelYeshi
Seorang
pengunjuk rasa Tibet bernama Janphel Yeshi dirawat akibat luka bakar yang
sangat parah, setelah dia berani melakukan aksi membakar diri, dalam sebuah
demonstrasi selama kunjungan Presiden Cina ke India. Janphel Yeshi melakukan
sprint di New Delhi, India, Senin (26/3/2012), saat ratusan demonstran lainnya
sedang beraksi menentang kekuasaan Cina atas Tibet. Demikian dilaporkan Daily
Mail.
Janphel
Yeshi nekat membakar diri terus berlari di dekat speaker, di dekat Gedung
Parlemen India di New Delhi. Setelah berlari kurang lebih 50 meter, pria itu
ambruk. Pengunjuk rasa lainnya langsung menolong dengan memadamkan api di tubuh
pria itu, menggunakan bendera Tibet yang mereka bawa. Pria itu kemudian dirawat
di sebuah rumah sakit di New Delhi. Aksi protes dramatis ini ditujukan untuk
Presiden Cina Hu Jintao, yang akan berkunjung ke India akhir pekan ini.
3. Sebastian
Manufuti
Kali ini datang dari indonesia, Sebastian
Manuputty buruh PT. Tirta Alam Segar (TAS) yang berlokasi di Kawasan Industri
MM2100, Cikarang Barat nekat bunuh diri dengan cara bakar diri dan melompat
dari atap Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta saat puncak perayaan peringatan Hari
Buruh di GBK pada Jumat, 1 Mei 2015. Banyak dugaan-dugaan yang melatarbelakangi
terkait dengan aksi Sebastian ini.
Pukul 08.00
Jumat, 1 Mei 2015 rombongan PUK SPAI FSPMI PT. Tirta Alam Segar berangkat dari
depan perusahaan dengan menggunakan 5 bus, Sebastian Manuputty ikut rombongan
bus No.4, rombongan bus berhenti dan berkumpul di jalan baru Golf MM2100 untuk bergabung berangkat konvoi
dengan bus perusahaan lainnya.
Menurut
kesaksian rekan buruh yang satu perusahaan, Sebastian bertutur saat akan
berangkat dengan kata-kata "Itung-itung demo terakhir bareng anak
packaging", pukul 08.20 WIB rombongan bus dari MM2100 bertolak menuju
Jakarta.
Bus yang
ditumpangi Sebastian sempat mogok di Semanggi dan didorong oleh para buruh,
karena kondisi bus yang tidak memungkinkan dan terlambat, akhirnya bus menuju
GBK dan tidak bergabung dengan rekan-rekan buruh lainnya di Bundaran HI, di
parkiran JCC Senayan Sebastian sempat makan mie ayam dan melaksanakan shalat
Jumat di masjid yang ada di GBK.
Sekitar pukul
13.15 WIB usai shalat Jumat, Sebastian dan rekan-rekannya masuk menuju Stadion
Utama GBK melalui pintu sektor 12 dan duduk di tribun bawah sektor 12, saat itu
pukul 14.00 WIB kondisi Stadion GBK masih sepi karena aksi buruh masih berpusat
di Monas. Sebastian sempat berfoto bersama rekan-rekannya yang juga PUK SPAI
FSPMI PT. Tirta Alam Segar di tribun bawah sektor 12 GBK, Sebastian menggunakan
kaos cokelat kehitaman bergambar bintang merah di bagian depan.
Wahyudi rekan
Sebastian bagian koordinator tiket masuk ke sektor 12 sekitar pukul 15.30
dengan kondisi tribun sudah penuh, karena kondisi penuh Wahyudi pindah ke
tribun atas sektor 12, sekitar pukul 16.00 Wahyudi bertemu Sebastian di tribun
atas dan memanggil Sebastian untuk duduk di kursi kosong sebelah Wahyudi,
Sebastian dan Wahyudi sempat ngobrol-ngobrol, tak lama Sebastian menitipkan
barang-barang miliknya berupa tas netbook kecil berisi uang kas PUK dan
kwitansi-kwitansi PUK. Sebastian juga menitipkan buku catatan kecil yang juga
terselip SIM, STNK, ATM dan Fotocopy KTP, Menurut penuturan Wahyudi, Sebastian
sempat berucap "Kalo ketemu istri saya, kasihin aja barang-barang
ini".
Sekitar pukul
16.10 WIB Sebastian sempat tanya Wahyudi "Yud, itu atap GBK bengkok
ya?" Jawab Wahyudi "Itu mah gak bengkok, cuma belokan". Tak lama
Sebastian pamit ke Wahyudi untuk beli makan, Sebastian pergi dan keluar melalui
pintu keluar sektor 12. Sejak saat itu Wahyudi tak lagi bertemu dengan
Sebastian.
Pada sekitar
16.25 WIB Sebastian membuat status facebook dengan sebuah foto yang berisi
"Selamat berjuang sahabat buruh! Semampuku ku kan berbuat agar Anda, kita,
dan mereka bisa terbuka matanya, telinganya dan hati untuk keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia" dan sebuah foto perayaan MayDay di GBK dengan
sebuah meme bertulis "Membuatku bahagia!".
Sekitar pukul
16.50 WIB ada kejadian bakar diri dan melompat dari atap GBK yang belakangan
diketahui itu adalah Sebastian Manuputty, melihat kejadian ini acara peringatan
MayDay di GBK dihentikan oleh Obon Tabroni, tak lama kepolisian melakukan olah
dan menetralisir TKP. Dan peserta MayDay membubarkan diri menuju pulang ke
lokasi masing-masing. (http://www.urbancikarang.com/)

No comments:
Post a Comment